Mari menciptakan kenangan yang baik


Mengapa sebagian dari kita menyimpan foto terbaik di media sosial, tetapi menyimpan kenangan buruk tentang seseorang dalam pikiran?

Mengapa kita mengabaikan perbuatan baik seseorang dan hanya menyimpan kata-kata menyakitkan yang pernah dia ucapkan?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat penting kita renungkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa kita mudah terperangkap pada prasangka buruk, kemarahan dan dendam? Perbuatan aneh sebagian dari kita adalah menyimpan hal-hal yang baik untuk diberikan dan disampaikan kepada orang lain, mengupload foto-foto terbaik yang kita punya, menceritakan segala macam kebanggaan kita terhadap sesuatu.

Tetapi sebaliknya, memilih mengoleksi sampah untuk diri sendiri, menyimpan kenangan buruk tentang seseorang, mengingatnya bertahun-tahun, terpenjara pada kenangan yang menyakitkan dan meracuni diri sendiri dengan prasangka buruk. Memberikan makanan buruk untuk pikiran kita sendiri, untuk hati kita sendiri. Bayangkan, ada ribuan kejadian yang silih berganti terjadi dalam kehidupan kita, tapi beberapa orang memilih menyimpan kenangan buruk, dendam, trauma, dan berprasangka buruk kepada orang lain.

 Kepala kita, seharusnya diberikan pikiran pikiran positif untuk memanfaatkan dan menggunakan hidup yang sekali ini untuk kebaikan dan mengenang yang baik-baik saja. Kenapa kita hanya ingin membagikan dan tampak bahagia di hadapan orang lain? Apakah pengakuan dan penilaian orang lain terlalu penting bagi hidup sendiri? Padahal yang seharusnya kita lakukan adalah memberikan juga yang terbaik untuk diri sendiri. Senyuman, kata-kata positif, penyemangat, dan ribuan terima kasih.

Seperti kata pepatah. YOLO. You only live once. Kita hanya hidup sekali. Sangatlah tidak berguna menyimpan kenangan buruk di kepala, kata-kata makian, ejekan dan hinaan dari orang-orang. Mari digunakan sebaik-baiknya. Untuk menyimpan kenangan yang baik, kata-kata yang baik, kehidupan yang baik, dan segala kejadian yang baik. 

Jadi mari lupakan segala hal yang buruk. Mari maafkan kesalahan. Mari redakan kemarahan. Mari tersenyum pada masa lalu. Mari berterima kasih pada yang pernah ada dan belajar dari kesalahan, bahwa hidup selalu punya masa yang akan datang. 


Kita memiliki kendali atas pikiran dan hati masing-masing, respon diri terhadap seluruh kejadian yang terjadi pada kita. Kalau kita bisa bersyukur karena pernah berbahagia dengan seseorang, kenapa harus menyimpan dendam ketika ditinggalkan? Kalau kita bisa menyimpan tawa manisnya ketika bersama, ketika harus menyimpan kata-kata buruk yang pernah terlontar pada kita? Kalau kita bisa mengingat dengan baik seluruh kebaikan dan uluran tangan yang diberikan oleh seseorang, kenapa harus mengingat satu penolakan darinya?


Dan kalau kita bisa mengingat seluruh hal baik yang pernah dilakukan seseorang kepada kita, kenapa harus mengabadikan satu keburukan kecil darinya? Tidak adil bukan?

Mungkin awalnya hal tersebut sulit dilakukan, tapi menyimpan kenangan baik sangatlah berguna bagi kehidupan mendatang. Bagi kesehatan pikiran. Dan bagi kesehatan lingkungan. Kita perlu menyebarkan energi positif bahwa, segala sesuatu yang terjadi bisa diambil hikmahnya. Bahwa kita lebih banyak diberikan senyuman daripada tangisan. Bahwa kita lebih banyak diberikan kemudahan daripada kesulitan. Dan bahwa kasih sayang Tuhan lebih banyak untuk bisa kita sebarkan.

Jadi kenapa kita tidak menyimpan kenangan baik saja di kepala sebagaimana kita menyimpan moment-moment terbaik di instagram yang kita punya?

Tidak ada komentar

Terima kasih telah berkunjung.

Latifa Mustafida