Judul buku : Sirkus Pohon
Pengarang : Andrea Hirata
Terbit
: Agustus, 2017
Tebal
: 383 Halaman
Marketing buku terbaru Andrea
Hirata sengaja menyembunyikan judul buku di beberapa toko buku dengan tawaran
diskon beberapa persen untuk pre order. Hanya gambar kosong dan tulisan “Pemesanan
buku terbaru Andrea Hirata diskon ... % ” dengan beberapa komentar
dalam buku. Saya pikir ini ide yang menarik. Membuat orang lain penasaran
dengan karya terbaru penulis favoritnya adalah salah satu langkah jitu.
Walhasil,
saya masuk ke dalam perangkap. Saya memesan buku itu.
Novel
paling baru yang masuk rak saya bulan Agustus 2017. Pada saat membaca buku ini
di awal, saya pikir ini karya Andrea Hirata yang paling tidak menyenangkan.
Jauh dari harapan. Setelah lebih fokus dan menikmati bacaan ini. Saya
bilang, WOW, saya salah sangka. Buku ini benar-benar jauh dari
harapan. Buku ini benar-benar yang paling menyenangkan dari seluruh karangan
Andrea Hirata.
Dengan
judul sirkus pohon, Andrea membawa kita kepada gairah menjadi badut oleh
seorang Sob. Sob yang memimpikan menjadi seorang pegawai tetap untuk
mempersunting Dinda dan itu digambarkannya persis seperti pegawai negeri sipil
yang disyaratkan adiknya yang kejam nan lugu. Berseragam, seorang mandor, jam
berangkat yang tepat. Selain Sob dan Dinda, buku ini menceritakan romansa Tegar
dan Tara. Dibumbui tingkah konyol Taripol mafia teman Sob, Azizah adik Sob yang
suka menindas suaminya, dan pohon delima ajaib yang dijadikan keramat. Semua
yang ada di buku ini patut jadi renungan.
Dengan
bahasa yang lugas dan jenaka, Andrea membawa kita pada pemahaman sederhana dan
jauh dari yang kita pikirkan. Saya menyukai beberapa lelucon yang dibuat Andrea
dalam buku ini. Lelucon yang sekaligus nyastra. Bahasa yang dia gunakan adalah
bahasa yang sangat menyenangkan, bahkan bila itu harus mengutuk keadaan atau
seseorang. Lihat saja pada bagian Bab 2, 40 hari kesedihan betapa lucunya dia
menggambarkan adik bungsunya :
“abang kedua, orang pendiam juru ukur, juga di PN. Bicaranya
sedikit-sedikit, selalu ingin dipandang sebagai abang. Abang
ketiga, pegawai kantor syahbandar, dia kalem, berjalan tegak, tersenyum santai,
tapi jaga wibawa. Adik bungsuku adalah perempuan jahat yang suka
menindas suaminya”.
Bagian lain lagi, Andrea menggambarkan perpisahan di pengadilan
dalam bahasa yang sangat baik untuk direnungkan :
“perpisahan
berlangsung damai, lancar, dan pedih. Ibu tegar menangis sesungguhkan. Tegar memendam perasaan.
Panitera mengangguk takzim, saksi-saksi bersalaman, yang mulia hakim mengetuk
palu, rumah tangga tutup buku. – Ayah dan ibu Tara juga
berpisah baik-baik. Tak ada suara tinggi, tak ada rusuh, tak ada tuduh menuduh,
tak ada ribut-ribut. Ibu menerima cobaan ini dengan elegan. Tara berusaha keras
agar tak menangis. Perceraian berlangsung lancar dan penuh penyesalan.
Penyesalan yang disimpan masing-masing orang sebagai rahasia hati mereka.”
Bahkan
dia bisa menggambarkan pohon dan hewan seperti ini ... “tapi tak seekorpun mau
berumah di pohon delima itu. Satu-satunya hewan yang mendiaminya adalah seekor
tokek yang sangat besar, tua, buncit dan gampang tersinggung.” (wkwk
saya tertawa membayangkan seekor tokek yang gampang tersinggung seperti
manusia. Lelucon yang ringan dan bernas)”
Betapa baiknya Andrea menggambarkan sebuah kondisi dalam suatu
kalimat.
Kalimat-kalimat
penyemangat di buku ini? Oh jangan dikira. Terlalu banyak kalimat yang bisa
dikutip disini, beberapa cuplikannya here we go :
“banyak
hal yang lebih penting dari ijazah, Bung. Yang paling penting anda percaya pada
diri anda sendiri. Orang-orang yang berkata tentang diri mereka sendiri,
melebih-lebihkan, orang-orang yang berkata tentang orang lain,
mengurang-ngurangi”
“aku
gembira karena ternyata ada kebaikan dan harapan dalam diriku, meski itu hanya
dilihat oleh seorang anak kecil “
“dan
tak ada yang lebih menyenangkan daripada berdekatan dengan orang-orang yang
punya mimpi besar”
“ribuan
kali mereka gagal, tapi mereka menolak untuk menyerah. Mereka adalah penakluk
rasa sakit yang selalu dicekam hukum pertama bumi: gravitasi, selalu
menjatuhkan! Namun mereka memegang teguh hukum pertama manusia, elevasi,
selalu bangkit kembali!”
Secara
ringkas buku ini menceritakan tentang seorang badut yang bisa menikmati
kebahagiaan hanya dengan pikirannya sendiri. Kebahagiaan yang sangat sederhana
dari sebuah kalimat. Dengan 5 Bab dan 383 halaman penuh, anda disuguhkan cerita
yang lain daripada biasanya. Untuk kalian yang suka bahasa jenaka dan
tertarik kelucuan Sob, silahkan baca buku ini, dan nikmati keindahan bahasa
yang disuguhkan Andrea.
Jangan
lupa masukkan buku ini ke keranjang belanja kalian. Happy Reading! Baca juga review buku lainnya Secret the Magic - Rhonda Byrne
Tidak ada komentar
Terima kasih telah berkunjung.
Latifa Mustafida