1. Waktunya melatih mental dan manajemen hidup
Dengan melakukan suatu perjalanan kemanapun, kapanpun, kita diajari untuk manage
banyak hal. Oke, paling sederhana aja. Dari awal kita udah suruh packing mau bawa apa aja, baju ini
celana itu, P3K, persediaan makanan ini itu, musimnya lagi apa nih – perlu bawa
jaket atau payung nggak. Ditambah lagi kita harus memastikan ketika berangkat,
mau pake tas mana nih, gimana caranya biar muat. Akhirnya, dengan pikiran yang
seperti itu kita dilatih pelan-pelan untuk MEMILIH
dan MEMILAH mana saja yang penting
dibawa mana yang tidak. Kepala kita diajak berpikir bagaimana cara hidup
ternyaman, ter-aman, dan ter-enak untuk bisa menikmati hidup yang sama enaknya
ketika kamu di rumah.
Kita dipaksa berpikir konkrit. Abis mikir langsung
praktek. Mana yang mendesak dibawa mana yang enggak, dan bagaimana cara
menge-pack nya menjadi rapi dan tetap bisa digunakan kemudian hari. Berapa uang
saku yang cukup untuk pergi dalam beberapa hari. Dan sebagainya. Semua hal. Sampe
sedetail-detail kamu kudu bawa masker buat menghalau bau dan debu atau enggak.
Mungkin terlihat mudah dan simple, tapi dengan terus menerus melatih cara berpikir ini, kita jadi tahu mana hal-hal
yang harus didahulukan mana yang tidak. Katakanlah untuk perjalanan, kita jadi
paham apa saja yang dibutuhkan. Dan saya yakin hal tersebut akan merembet ke
bagian lain kehidupan kamu. Missal saja soal penggunaan duit dan penataan
barang-barang.
2. Memaksimalkan masa mudamu sebelum tuamu
Apa yang paling dibutuhkan dalam suatu perjalanan? YA, WAKTU DAN NIAT. Duit urusan
belakangan. Saya yakin semua orang bisa mencari uang, sekalipun itu pinjaman
atau pemberian orang tua. Saya mau tegaskan, value disini adalah
bagaimana caramu mengumpulkan uang untuk kebutuhanmu sendiri, bukan dengan
minta (sekalipun orang tua mu mampu). Kamu diminta untuk berpikir atas
kebutuhanmu, jadi karna itu kebutuhanmu maka kamu berpikir sendiri gimana cara
ngedapetinnya. Entah gimanapun caranya, lagipula sekarang banyak job
sampingan atau part time yang bisa bikin mahasiswa atau anak sekolahan punya
penghasilan/duit jajan tambahan.
Yang mau saya bilang adalah, gausah pelit
mempergunakan uangmu ketika muda. Duit masih bisa dicari. Tapi waktu, semangat,
dan jiwa muda nggak bakal balik lagi. Dia akan pergi diam-diam bahkan sebelum
kamu sempat menyadarinya. Boleh saja kamu mengeluh dan beralasan, aku lagi
nggak punya duit banget. Tapi bagi saya, seseorang yang sudah punya niat dan
tekad kuat akan mengupayakannya sedemikian rupa untuk dapat diwujudkan.
Dua hal yang bakal direnggut ketika usiamu menuju tua
adalah waktu dan tenaga. Mungkin saja kamu berubah jadi orang kaya raya, dengan
penghasilan jutaan rupiah, tapi dalam kondisi kamu harus bekerja – menafkahi keluarga,
ada tanggungan anak buah/murid/siswa, pikiranmu jadi tersebar banyak hal yang
menyulitkanmu bahkan membuatmu menunda jalan-jalanmu. Ketika muda mungkin kamu
nggak begitu banyak duit, tapi kamu punya semangat, tenaga dan waktu yang
banyaaaak banget yang harus dipergunain sebaik-baiknya. Sampe tua nanti kalian
nggak bakal menyadari, bahwa yang direnggut ketika usiamu menuju tua akan
semakin banyak. Termasuk keterbatasan menentukan berapa lama kamu kuat jalan
dan berapa tempat wisata yang bakal kamu kunjungi.
That’s the point gaes !
Jangan sampe pas kalian tua nanti, kalian jadiin
sibukmu dan tuamu sebagai alasan kamu nggak bisa nikmatin hidup. Lagipula pertanyaannya,
kamu kemana aja waktu muda dulu, pas masih banyak waktu?
3. Belum banyak tanggungan
Kamu tau apa bedanya anak muda dengan orang tua? Oke,
katakanlah sebutannya saja sudah beda. Dari segi umur, pengalaman, dan cerita
hidup juga beda. Tapi yang paling beda, perbedaan pokok antara anak muda dengan
orang tua adalah, anak muda tidak banyak berpikir bagaimana hidup ke depan.
Mereka menikmati waktu yang ada saat ini. Mereka tidak banyak khawatir tentang
bagaimana esok ke depan, bagaimana hidup yang akan dijalani di depan. Nikmati
saja hari ini itulah kenapa saking
mereka nggak banyak mikir banyak orang tua yang berisik nasehatin ini itu. Mereka
nggak begitu mikir apa sebab akibat dari suatu hal.
Tapi karna kamu nggak banyak mikir tadi, kamu jadi bebas
menggunakan uangmu untuk hal apa saja. (meskipun saya tetap menyarakan gunakanlah
uangmu dengan bijak sejak muda! Wkwk). Kamu belum punya tanggungan, masih idup
sendiri, duit belum direcokin dengan harus ini itu, utang ini itu, kondangan
dan segala macam kebutuhan social orang tua yang harus kamu penuhi itu. Sekalipun
kamu sudah menikahpun, saya yakin, di usia-usia muda – prioritas mereka belum
banyak sehingga alokasi untuk melakukan perjalanan masih banyak.
4. Berlatih bertanggung jawab terhadap diri sendiri
Ketika di rumah mungkin kamu bisa mengandalkan ibumu,
ayahmu, kakak atau adekmu untuk mengerjakan sesuatu. Tapi tidak dengan di
tempat lain. Kamu benar-benar dipaksa untuk mandiri dan bertanggung jawab atas
apapun yang kamu lakukan sendiri. Kamu mau makan dan tetap sehat ya tanggung
jawabmu, kamu mau menunda makan di jalan dan maag kambuh juga menjadi tanggung
jawabmu sendiri. Mau jadi jorok dan bau adalah hakmu, mau jadi rapi dan bersih
juga kebebasanmu.
Kamu tidak mungkin mengandalkan siapapun sekalipun
mereka orang-orang terdekat kamu. Kamu, bertanggung jawab atas hidupmu dan seluruh
respon yang kamu pilih. Jadi ketika
bepergian bersaama orang lain, mulai dari menjaga kesehatan badan, ibadah kamu,
barang-barang pribadi, uang saku, dan sampai hal terkecil perasaan, pendapat
dan kenyamanan kamu itulah kewajibanmu untuk mengontrolnya sendiri.
Di rumah kamu bisa bertindak cuek, dingin terhadap
orang, tapi dalam situasi baru dan bertemu atau sedang bersama banyak orang
kamu dipaksa adaptasi, toleran, dan menjaga sikap. Kamu nggak mungkin kan menimpakan
tanggung jawab ke orang lain buat ngasih kenangan indah di idupmu, – maka, buat
sendiri kenanganmu dengan bepergian.
5. Cara mensyukuri waktu dan menikmati hidup
Banyak hal yang nggak kita sadari kelewat begitu aja. Time flies.
Waktu emang cepet banget pergi. Sampe-sampe terhadap segala sesuatu yang udah
di belakang rasanya mungkin udah nggak begitu penting-penting banget.
Georde Bernard Shaw pernah bilang gini, “We don’t stop playing because we grow old; but we
grow old because we stop playing.” Kita tidak berhenti
bermain karena kita menjadi tua, tapi kita menjadi tua karena berhenti
bermain.
Itulah kenapa
orang-orang yang lama tidak bermain dan menikmati hidupnya dengan terlalu sibuk
pada rutinitas menjadi kaku dan menua. Jadi, salah satu cara untuk tetap muda
dan menikmati hidup apa pemirsa?
Salam long weekend.
Jogjakarta 01 April
2018