Ah, ALLAH gak sayang aku,
kenapa doaku gak dikabulin?
kenapa yang aku pengenin gak diiyain?
kenapa mereka begini sedangkan aku
harus begini dulu?
kenapa harus gitu? Kenapa?
Pernah denger kalimat ini di kepala kalian waktu
sesuatu yang nggak diharapkan terjadi?
Pernah berkecil hati karena doa nggak terkabul? Pernah
ngrasa dosa kita terlalu banyak dan Allah nggak sayang? (Oke,
saya nggak perlu jawaban karena ini pertanyaan saya. Hehe.)
Sebagian dari kita pasti pernah
terbersit untuk menyimpan dan memproduksi sederetan kalimat atau kata-kata
buruk ketika sesuatu hal yang kita inginkan tidak terjadi. Atau sebaliknya,
tidak kita inginkan malah terjadi. Gagal. Tidak berjalan sesuai rencana. Meskipun
hati berusaha menyangkal, tetap saja yang terlintas adalah hal yang
mengecewakan. Tapi pertanyaannya adalah, siapa di dunia ini yang tidak pernah
kecewa karena sesuatu?
Nggak ada.
Semua manusia pernah kecewa karena
berharap pada sesuatu, minimal berharap pada Allah. Point pentingnya,
seenggaknya semua orang memang punya harapan yang baik untuk hidupnya,
sekalipun harus menyalahkan orang lain atau keadaan. Point penting lainnya,
seenggaknya setiap dari kita kecewa kita belajar sesuatu. Mungkin itu
pelajarannya.
Harapan
itu tanda kehidupan. Seperti napas,
tidak mungkin seseorang hidup tanpa harapan. Hanya seseorang yang benar-benar
hidup yang akan punya harapan. Berharap bekerja di tempat yang baik, berharap bertemu
dengan jodoh yang baik, berharap segala sesuatunya berjalan baik, berharap
mendapat bos dan rekan yang baik, berharap di jalanan pengemudi lain ramah dan
tertib, berharap orang tuanya kelak tidak perlu hidup susah payah dan bangga
kepada mereka, berharap keluarga mereka selalu bahagia dan panjang umur,
berharap tetangga mereka tak perlu banyak berkomentar tidak benar, berharap
waktu berjalan penuh berkah dan banyak hal. Bagi saya, kehidupan memang selalu
berisi harapan orang-orang. Seperti sekotak kayu besar penuh berisi doa-doa.
Ketika sesuatu hal yang menurutmu
buruk terjadi. Jangan berprasangka buruk. Jangan berkata buruk. Jangan ikut menjadi
buruk. Allah mungkin hanya meminta kamu belajar sedikit, bersabar sedikit, dan
mengambil hal baik sedikit. Sedikit saja. Lagipula, bagi saya tidak ada hal buruk
jika kita tidak menganggapnya buruk. (pikiran kita sangat berharga)
Tidak
ada hal buruk pada hidup yang kita yakini baik. Apalagi kalau kita berprasangka bahwa Allah baik,
maka segala sesuatu di mata, hati, pikiran - akan berangsur membaik. Tuhan
pasti juga PUNYA HARAPAN kita belajar sesuatu yang baik dari yang terjadi. Sama
seperti kita berharap selalu yang terbaik, Allah juga pasti berharap yang
terbaik bagi hambanya. Tergantung kadar keinginan orang itu untuk menjadi baik.
Barangkali seseorang diberikan keturunan
yang belum ia minta, untuk ia lekas dewasa. Barangkali seseorang dilamakan
jodohnya untuk membahagiakan orang tuanya lebih lama. Barangkali kehidupan yang
sulit adalah untukmu dinaikkan di tangga selanjutnya. Soal kebaikan dan hikmah
hidup, siapa yang tau, kita hanya bisa menerka dan berharap yang kita pikirkan
selalu menjadi baik. Tidak terkabulnya doa kita sekarang, bukan karena Allah
tidak sayang – atau dosa kita yang terlampau banyak (Allah pasti maha pemaaf)
itu pasti karena Allah sayang dan keputusan terbaik.
Ketika
segala sesuatu terjadi tidak seperti yang kita harapkan, bukan berhenti
berharap yang kita lakukan. Harapan adalah keyakinan. Jika kamu
berharap, maka itu tanda kamu yakin pada Allah. Sama seperti kamu berharap
orang tuamu akan selalu menyayangi dan memihakmu, itu tandanya kamu percaya dan
yakin pada mereka, terlepas dari apapun.
Yakin saja Allah pasti mengabulkan doa
kita kapan-kapan. Yass, Tuhan memang
mengabulkan doa kita kapan-kapan. Kapan kita siap, kapan kita membutuhkan,
dan kapan waktu yang tepat. Mungkin sekarang kita belum siap, belum butuh, dan
waktunya belum tepat. Jadi tunggu saja kapan-kapan. Sampai saatnya siap dan tepat, jangan berhenti berdoa dan berharap selalu untuk yang terbaik.
Jadi,
Selamat menunggu harapan dikabulkan kapan-kapan. wkkw.
Jadi,
Selamat menunggu harapan dikabulkan kapan-kapan. wkkw.