Dulu, setiap kali menghadapi
pertanyaan dan instruksi-instruksi dari
rangkaian psikotes kerja - saya diminta menggambar sesosok manusia, type ideal manusia
yang ada di benak saya. Dalam kepala saya, perempuan berbaju rapi, wanita
karir, sepatu pantofel, tas kerja, name tag, blazer hitam, rambut hitam
terurai, aura tegas dan menyenangkan. Saya tidak tau apa sebenarnya yang saya
sukai, yang jelas, itu tergambar jelas di kepala saya.
Kala itu, bahkan sekarang, alam bawah sadar saya
memimpikan bahwa perempuan yang cantik dan
bekerja begitu berwibawa. Keren. Membanggakan. Minimal dia mengusahakan
kebaikan untuk diri sendiri. Mereka yang cantik dan elegan dalam balutan
seragam kerja, berkelompok, fokus, perempuan-perempuan yang menghasilkan nafkah
untuk diri sendiri atau orang lain. mereka yang tampak sibuk dan banyak
kegiatan.
Berkali-kali saya mengikuti test
psikotes. berkali-kali pula saya berpindah dari perusahaan yang satu ke yang
lain. Anak daerah (kata orang Jakarta) yang pergi ke Jakarta. Kenyataan pahit
waktu itu, saya gagal. (sekarang? Sudah biasa saja.hehe) Tidak ada satu
perusahaan pun yang menerima saya. Oke, biar lebih halusnya, belum diterima.
Tertolak rasanya lebih seperti, ya nasib
kurang cantik dan modis, mau protes apalagi, kamu harus lebih sadar diri. wkwk.
Dan gagal. Kegagalan demi kegagalan saya
terima. Pasrah saja. Saya tidak bisa mewujudkan gambaran kepala saya di dalam
sebuah perusahaan besar. Sampai sekarang, ketika bertandang ke Jakarta, atau
sekalipun di daerah, melihat banyak perempuan berseragam rapi, berkelompok dan
nampak anggun dalam pakaian kerjanya saya selalu merasa iri. 100%. Saya iri
pada keberuntungan mereka, bisa bekerja di perusahaan keren, jadi pegawai
negeri, keliatan kece, dan masih banyak lagi. harapan saya tetap ada, dan alam
bawah sadar saya masih bilang – mereka jauh lebih keren tinimbang saya.
Kadang-kadang
saya bertanya dalam hati, benarkah saya tidak akan mendapatkan
kesempatan membanggakan seperti itu? Seperti yang saya bayangkan. Kadangkala
bahkan saya merasa bahwa mereka yang tidak berusaha terlalu keras bisa
mendapatkannya. Tapi saya tidak. Bahkan, dalam ujian CPNS yang saya ikuti
beberapa kali pun saya juga tidak lolos.
Oke, saya harus menyerah pada semua
pikiran yang berkali-kali datang itu. Sepertinya Allah memang tidak akan mengabulkan
harapan saya diatas. Menjadi wanita karir yang saya impikan. Saya harus
bersyukur dan lebih realistis untuk menerimanya, jalan hidup saya mungkin
memang berbeda daripada yang saya inginkan.
Uniknya, setelah saya merelakan dan hanya
fokus pada perubahan hal yang lebih baik (ngejalanin yang ada wkkw), bertahun-tahun
setelah puluhan ujian psikotes yang saya ikuti, saya kini merasa perlahan-lahan
bisa membangun gambaran alam bawah sadar itu untuk saya sendiri, meski tidak
dalam instansi atau perusahaan besar. Saya membangun itu sendiri. Sedikit demi
sedikit.
Karena memang saya suka style pakaian
rapi ala kantor, dalam kesempatan apapun saya berusaha tampil sesuai lokasi. Menyesuaikan
kondisi dan keadaan mana yang harus saya datangi, dan pakaian apa yang cocok. Saya
mengenakan blazer, hitam – putih – coklat – krem – biru, saya bahkan
mengumpulkan beberapa warna standar yang digunakan (bukan warna pastel manis
yang digunakan orang korea hehe), saya percaya diri menggunakan sepatu hak
tinggi, tas saya hanya berisi laptop – notes dan setumpuk berkas, saya bertemu
banyak orang, kadangkala masyarakat umum – pejabat pemerintah – swasta,
melayani mereka dengan keahlian jasa yang saya punya. See, bukankah yang saya
lakukan sama halnya dengan yang mereka lakukan? Saya juga bekerja. Saya mengenakan
pakaian rapi. Saya juga menyibukkan diri sendiri.
Semua gambaran yang saya anggap keren,
berwibawa dan membanggakan itu kini perlahan bisa saya wujudkan. Semua yang
pernah saya harapkan, perlahan-lahan dikabulkan Tuhan. Tidak ada niatan sama
sekali untuk pamer. Lebih pada ingin menyampaikan bahwa, see, Tuhan memang Maha
Adil. Semua rencana yang kamu punya kadangkala bukan yang kamu butuhkan, bukan
yang benar-benar kamu inginkan. Tuhan pasti akan mengabulkan jika itu memang
yang terbaik untukmu sendiri (notes; kamu juga harus berubah menuju impianmu).
Jika kamu ingin menjadi seorang
wiraswasta, maka mulailah usahamu. Jika kamu ingin berpraktek mandiri,
berpenampilan rapi, maka wujudkan segala sesuatu yang bisa kamu wujudkan
sendiri. Gambarkan seluruh detail kehidupan yang kamu impikan dalam setiap inci
kehidupanmu, gerakmu, perbuatanmu. Maka apalagi yang akan Tuhan berikan selain
dikabulkan ? Tuhan jelas tau yang terbaik bagi hambanya. Jangan hanya punya
impian tapi kamu tidak berubah dan tidak berusaha mewujudkannya.
Ternyata, Tuhan memberikan saya
kesempatan. (Itu jawaban dari pertanyaan saya). Kini 6 tahun tepatnya setelah
saya lulus. Saya belajar bahwa Tuhan memberikan segala sesuatu kita pada saatnya.
Benar-benar tepat. Pas. Tidak lebih tidak kurang. Jika saja waktu itu saya
diterima masuk di perusahaan besar di Jakarta, saya tidak akan mungkin
melanjutkan strata dua, bekerja di kantor hukum, bekerja dalam bidang jasa,
bekerja dalam jurusan dan keahlian saya, dan membuka kantor mandiri seperti
saat ini. Ya, itu jalan hidup saya. Mau bagaimanapun, harus disyukuri adanya.
Semua jalan yang telah saya lewati
memang harus begitu nyatanya. Lulus, melamar kerja, gagal, nglamar lagi, gagal
lagi, magang, S2 Hukum sambil kerja (seadanya hehe), membantu orang tua,
magang, dan akhirnya - Begitulah ternyata alam bawah sadar saya turut membimbing
saya selama ini. Bisa jadi tidak masuknya di perusahaan lain seperti yang saya
impikan memang doa orang tua saya, doa kakek nenek saya, dan bisa jadi memang
keinginan saya sendiri. Saya tidak akan sekeren itu jika bekerja untuk orang
lain. Saya pasti tidak bisa mengekspresikan keinginan saya sendiri, keilmuan
saya sendiri, harapan saya sendiri, dan kebingungan itu sendiri.
Kamu hendak jadi apa, kamu ingin
tampak seperti apa, kamu ingin berakhir seperti apa – ternyata bisa kamu
wujudkan sendiri. Tergantung bagaimana kamu menampilkan seluruh mimpi alam
bawah sadar kamu setiap harinya. Jika itu semakin lama semakin jelas, maka kamu
telah berada pada jalur yang tepat dan kamu patut bersyukur bahwa Tuhan memberi
kamu kepercayaan yang berlebih untuk menerima itu semua. Jangan menyerah jika itu terhambat sebentar, mungkin itu hanya pengalihan. Jangan mudah menyerah jika tidak berjalan sebagaimana adanya. Jalani saja yang ada, sambil terus berusaha.
Yang terakhir, saya ingin menuliskan
kata-kata penyemangat yang jadi hiasan di kamar saya sejak bertahun-tahun lalu.
IF YOU CAN DREAM IT, YOU CAN DO IT.
Mangats !!!