Judul buku : Going Offline (Menemukan jati diri di dunia penuh
distraksi)
Penulis : Desi Anwar
Penerbit : Gramedia
Halaman : 251
Ini dia, buku favorit
saya di paruh pertama 2022 - going offline, karya desi anwar.
Bukan pertama kali saya membaca
buku karangan desi anwar. Yang pertama, bukunya yang berjudul hidup sederhana berhasil
membuat saya tertarik dengan isi bukunya (dan beberapa sentilan kritisnya) – mungkin lebih tepatnya isi kepalanya.
Dengan tema ringan yang menarik, saya rasa, Desi Anwar lebih fokus kepada apa yang menjadi
kegelisahan dan kekhawatirannya dalam menjalani hidup – yang sejujurnya
dirasakan oleh semua orang. Contohnya saja soal waktu dan kecanduan manusia
masa kini dengan gawai pintar. Kita semua mungkin merasakan hal yang sama, dan dengan
apik beliau merangkumnya dalam bahasa sederhana tapi tetap syarat makna.
Mengingatkan saya
betapa tidak acuhnya saya pada hidup dan tubuh saya sendiri karena mengejar
dunia (yang tidak pernah bisa terkejar tentunya).
Selanjutnya apa saja
isi buku ini? Yuk cek disini.
Bagian pertama terdiri dengan sub judul “mengapresiasi hidup dan kehidupan “ terdiri dari 11 judul.
Bagian kedua,
berjudul seni kehidupan berisi kurang lebih 28 tulisan yang patut kalian baca
semua untuk menyadari betapa pentingnya untuk lebih menghargai waktu dan hidup sendiri.
Salah satu isi
tulisan yang menarik bagi saya pribadi adalah “mendengarkan tubuh”, begini saya
akan mengutipnya (hlm. 111),
“sesungguhnya tubuh kita berkomunikasi
dengan kita sepanjang waktu melalui rasa nyeri dan pegal, rasa tidak nyaman,
rasa Lelah, lemas, dan berbagai sensai yang membuat kita merasa tidak enak
badan dan tidak seimbang. Tubuh memberitahu kita kapan harus istirahat, kapan
butuh makan, dan kapan harus berhenti makan.”
Dari tulisan ini
saya terpaksa berkaca pada diri sendiri, bahwa, saya pun sering kali mengabaikan
firasat ini. Mungkin penulisnya pun pernah merasakan hal yang sama karena
beliau bisa menuliskan ini (berarti beliau pernah berada dalam situasi ini atau
mengambil hikmah dari situasi ini yang dilihat di hidup orang lain).
Masih banyak
judul lain yang mungkin akan kalian sukai, misalnya saja ganjaran kebosanan, pentingnya
berkebiasaan baik, mengelola waktu, nilai segala sesuatu, yang sejujurnya –
dari hati terkecil saya seperti diingatkan bahwa, nikmati segala sesuatunya
selagi sempat dengan baik dan dengan maksimal.
Pemikiran kritis
Desi Anwar setidaknya penting dibaca bagi kalian yang sangat menghargai waktu,
efektifitas pekerjaan, dan sekaligus menyadari pentingnya menjadi “sadar”
di zaman yang serba sibuk ini. Tidak ada yang lebih penting dibanding
menjadi sadar dalam hidup sendiri, sadar apa yang kita konsumsi
(makanan, bacaan, kegiatan), sadar apa yang kita hasilkan - yang kita lakukan
dan bahkan apa yang kita pikirkan. Menjadi sadar atas hal-hal kecil
tapi baik bagi perkembangan dan kesehatan badan. Menjadi sadar atas segala
sesuatu dengan perlahan – dan tentunya tidak terlalu terobsesi dengan kecepatan.
Kita sering kali
terdistraksi oleh banyak hal, oleh perkataan orang, oleh kebiasan buruk, acara
televisi tidak bermutu, kegiatan yang tidak bermanfaat, kesibukan tanpa henti,
dan bahkan smartphone yang seharusnya membantu kehidupan kita malah
membuat kita menjadi candu dan lupa sekeliling.
Desi Anwar
setidaknya peduli dan mengingatkan pada kita (yang sebenarnya kita pahami
sendiri) untuk sesekali menjadi tidak peduli pada arus informasi yang selalu
berkembang setiap detiknya, pada update terbaru kegiatan (teman di media
sosial), pada segala hal yang melupakan kita pada sekeliling – menikmati udara
dan pemandangan sekitar barangkali.
Dengan menikmati
hal-hal kecil dan perlahan yang sempat luput dari perhatian mungkin membantu kita terlepas dari menjadi manusia sibuk yang abai pada
sekitar. Mungkin tidak ada salahnya sesekali going offline dan menjadi lebih peduli pada diri sendiri. Menjadi santai dan tidak terburu-buru. Menikmati radio di pagi hari sambil
minum kopi, membersihkan tempat tidur di waktu pagi, jalan kaki di sekitar, bercengkerama
dengan tetangga sembari menyapu halaman rumah, makan bersama dengan orang-orang
tercinta yang masih bisa kamu nikmati.
2 jempol untuk
buku ini (semoga kalian dapat sampul terbaru yang warnanya lebih catchy untuk buku ini). Untuk kalian yang (perfeksionis dan overthinking) mungkin buku
ini bisa sedikit mengistirahatkan kepala kalian dari kesibukan pikiran kalian
sendiri. Selamat mengambil pelajaran dari buku ini !
Salam senin. Bravo
!
Tidak ada komentar
Terima kasih telah berkunjung.
Latifa Mustafida