RAPIJALI 1-3 : REVIEW BUKU
Akhirnyaaa, setelah seri supernova yang hampir bertahun-tahun lalu itu,
penulis favorit saya, dee lestari ngeluarin novel seri lagi.
Kali ini judulnya “RAPIJALI”. Yeaay.
Ada yang aneh nggak sih sama nama RAPIJALI ini? norak, lucu, gatel atau
gimana kalau menurut kalian? Kalo saya sendiri sih awalnya aneh, tapi karena
sudah terlalu yakin pasti isinya cakep pertanyaan itu akhirnya saya abaikan
juga. Sepertinya mbak dee lagi menunjukkan sisi kekanakan sekaligus kelucuan
dari masa remaja yang diusung di novel ini.
Apa aja jalan ceritanya ? apa aja yang menarik dari ke-3 seri itu ?
Yuk kita bahas bareng disini !
RAPIJALI 1 : Mencari
Seri
pertama berisi kurang lebih 348 halaman dengan 41 sub-bab yang cukup
menggambarkan lika-liku dunia ping, kita diajak jalan-jalan kenalan sama ping. Btw,
ping ini tokoh utama disini. Selain ping, masih ada banyak nama yang diambil dee
dari berbagai kebetulan yang dia alami, termasuk masuknya peran kakek alexander
yang adalah kakek ping. Seorang pemusik yang jadi sumber inspirasi ping.
Oding,
temen terdekat ping dan keluarganya. D’ brehoh band kakeknya yang jadi tempat
ping main musik. Batu karas, kota asal ping. Rumahnya, keluarga terdekatnya,
sahabatnya, impian bermusik ping semua diceritain di seri 1.
Hidup ping biasa saja dan damai sampai
akhirnya kakek ping meninggal dunia dan menyadari tiba-tiba dunianya berbalik
tajam 360 derajat. Ping dipaksa bertemu orang baru, tinggal di lingkungan baru,
sekolah baru, dunia baru yang nggak dia ngerti alasannya dan nggak sempet dia
tanya alasannya.
Dunia yang nggak dia ngerti, yang bikin excited
sekaligus menutup diri.
Asal usul nama
RAPIJALI bisa kita temukan di seri 1 nih temen-temen. Jadi ini sebenernya
adalah nama Band ping yang merupakan singkatan nama-nama personelnya. “RAKAI,
PING, JEMI, ANDRE, LODEH, INGGIL”.
Dikemas secara apik, bagi saya, walaupun sempet agak krik-krik di awal, ceritanya mulai menarik. Begitu saya mulai tertarik, seri 1 harus selesai dan harus diganti menunggu seri 2 terbit guys. Hhe.
RAPIJALI 2 : Menjadi
Bumbu
konflik mulai terasa disini. Ping yang menyadari mulai tertarik pada Rakai,
ping yang tidak nyaman berada di sekeliling keluarga Guntur, ping yang harus
mengetahui kenyataan pahit bahwa ternyata orang yang mengadopsi nya dan memaksa
pindah ke Jakarta adalah ayah kandung nya yang dia kira sudah nggak ada.
Beberapa
konflik yang diusung disini adalah rahasia umum yang terjadi, konflik yang
tidak lazim namun ada. Perselingkuhan, cinta singkat, politik nama baik, cinta
masa remaja yang sulit dipahami, keegoisan anak-anak remaja. Tiap karakter
diberikan permasalahan yang sangat pas sesuai usia.
Bagi
saya, semua diceritakan dalam bahasa yang apik, kali ini sepertinya dee lebih
fokus pada emosi dan karakter pribadi masing-masing yang beragam dan elegan.
Konflik
dibeberkan secara gamblang namun tetap pada porsinya, tidak berlebihan dan
mudah dimengerti. Dengan kurang lebih berisi 41 sub-bab total 470 halaman kalian
bisa mengenal ping dan rapijali lebih dalam.
Selamat
berlanjut ke seri-3
RAPIJALI 3 : Kembali
Kalau
ditanya dari ke-3 seri itu mana yang jadi favorit saya, sudah pasti “SERI 3”.
Apa alasannya ?
Tidak
hanya fokus pada karakter dan masalah masing-masing tokoh, dee juga membahas
soal mental health dan penyelesaian masalah dari karakter masing-masing.
Hebatnya, masalah yang dibahas pada seri ini adalah masalah yang hampir dialami
semua orang dan harus diselesaikan dalam hidup.
Trauma,
komunikasi yang buruk, dendam, masalah-masalah yang tidak terselesaikan di masa
remaja.
Saya
seperti menyelami kehidupan saya sendiri dan berkaca, Langkah apa yang harus
saya ambil, bagaimana saya harus menyelesaikannya, bagaimana saya harus berdamai
dengannya.
Berisi kurang
lebih 745 halaman (sudah setebel buku hukum yang jadi patokan saya bekerja),
saya bisa menyelesaikannya selama kurang lebih 2 hari dan merenunginya lama. Saya
disadarkan bahwa semua pasti baik-baik saja, semua hal buruk pasti akan
berakhir baik.
Pesan
yang saya dapat dari buku ini jelas, masalah apapun itu bisa diselesaikan jika
kamu mau berdamai dengannya, dan cinta yang kamu upayakan – pasti akan datang
bagaimanapun caranya. Khusnudzon saja. Hehe.
Di akhir
sebelum seri ini berakhir, saya dengan jelas menyadari bagian ini, kita semua
harus belajar dan mencari lebih lanjut mengenai Kesehatan mental dan
pengelolaan emosi, sepertinya dari buku ini saya jadi belajar banyak hal.
Rekomendasi bintang 5 seperti
biasa untuk buku-buku dee lestari. Bukan karena memang saya menyukai tulisan dee
sejak dulu – lebih dari itu, dee jelas bisa membuat saya ketawa ngakak dan nangis
nyesek dalam hati dalam waktu bersamaan dari kata-katanya. Bravo!
Semoga review buku ini
bisa ngebantu kalian untuk nyari buku bagus lainnya. Selamat membaca.
Tidak ada komentar
Terima kasih telah berkunjung.
Latifa Mustafida