a. Suasana masjid Nabawi
Dari bandara, rombongan kami sampai di area
masjid nabawi pukul 10.30 malam dan baru bisa menunaikan solat satu jam setelahnya
di pelataran. Dari hotel, kami masuk dari gerbang nomor 326 dan langsung menuju
pintu 16 (pintu khusus Wanita). Fyi, di Madinah maupun Makkah ada banyak
pintu yang menuju masjid, tergantung dari posisi mana hotel kita berada.
Baik di depan, bilah kanan, bilah kiri,
ataupun dari belakang masjid terdapat banyak pintu masjid dan gerbang tersendiri
yang memiliki nomor. Jadi pastikan ketika kalian hendak berjalan-jalan, jangan
lupa nomor gerbang kalian masuk, jika kalian mudah lupa, cukup foto nomor pintu
atau simpan kontak tour leader atau muthawwif untuk bertanya
ketika kesulitan. Itu cara paling membantu.
Dari segi desain arsitektur, mata kalian
akan dimanjakan karena bangunan masjid dibuat dengan sangat baik. Tampilan dari
jauh sudah cukup mentereng dengan kubah berwarna hijau manis, tiang-tiang
payung otomatis yang tinggi dan berwarna cantik, pintu berwarna emas, kanopi
megah, serta warna kemerahan langit yang mendukung tampilan masjid. Dari jauh
pun kalian akan langsung paham, oh ini masjid Nabawi. Tidak ada duanya. Dengan luas
yang bisa menampung ribuan bahkan jutaan jamaah, sejauh mata memandang – luas masjid
Nabawi tidak bisa diperkirakan.
Setiap kali berada di dalam masjid, saya
seperti tidak habis pikir – berapa biaya yang dihabiskan dan waktu yang
digunakan untuk memikirkan seluruh fasilitas yang dibuat. Dengan area yang sangat luas, untuk menjaga
kebersihan dan kenyamanan jamaah, dikerahkan ribuan orang untuk membersihkan
masjid. Itu alasan mengapa kalian bisa minum air zam-zam dengan nyaman, bau
wangi, karpet bersih, kipas angin nyaman dan shalat dengan tenang. Tidak perlu
khawatir, kalian akan dimanjakan karena keseluruhan desain dibuat dengan sangat
baik dan tidak ada cela.
Selain itu, teknologi bagus yang
ditawarkan membuat jamaah nyaman berada di dalam atau luar masjid, bahkan
walaupun untuk waktu yang lama. Salah satu yang paling berkesan bagi saya adalah
sound sistem yang menjangkau sampai luar ruangan. Ketika masuk waktu
shalat, suara imam yang membacakan lantunan ayat suci terdengar sangat merdu. Jadi,
bahkan walaupun imam membaca ayat lebih panjang, saya menikmatinya karena suaranya
sangat indah (saya nggak boong, suaranya bagus banget sampai saya ngrasa itu
tenang banget!). Sepertinya saya akan sangat rela meskipun imam berdiri lebih
lama untuk membaca ayat suci, saya dengan senang hati akan menyimaknya.
Ketika berada di dalam masjid, kalian
tidak perlu khawatir kepanasan karena suasana dalam masjid sangat nyaman, bersih,
wangi, dingin dan rileks. Hampir seperti sedang di nina bobokkan, keadaannya
seperti kalian baru saja meminum obat penenang dan kantuk tiba-tiba datang. Hehe.
Hal yang jarang sekali saya alami akhir-akhir ini di siang hari, mengantuk.
Sesampainya disana, saya dan rombongan
memang tidak bisa langsung shalat jamaah di dalam. Saya kurang paham detailnya,
tapi sepertinya area dalam sudah malam. Mungkin untuk kebersihan dan perawatan.
Dengan alasan tersebut, akhirnya kami salat di pelataran masjid yang sama-sama
bagus. Meskipun sudah hampir berganti hari, pelataran masjid masih ramai –banyak
anak-anak yang berlarian, mereka yang menunaikan solat (rombongan Indonesia di
musim ini ramai sekali) dan beberapa orang sedang menderas al-Quran.
Jika di Indonesia, masjid sudah gelap
dan sepi, malahan di beberapa masjid yang tidak– setelah waktu shalat masjid ditutup
kembali, tidak boleh diakses untuk umum. Berbeda di Madinah, meskipun tidak
sepadat di Makkah, Madinah tetap saja ramai manusia. Suasana terang benderang
ketika malam, hampir tidak bisa dibedakan apakah ini masih pukul 7 malam atau
sudah pukul 12 malam.
Lampu-lampu dan kipas angin masih aktif (dengan keadaan payung di pelataran tertutup). Payung-payung besar yang biasa kita lihat di pelataran Masjid, baru dibuka ketika menjelang siang, itu sangat menarik untuk disaksikan jamaah.
Menjelang waktu shalat wajib, suasana
masjid sangat ramai – tidak pernah sepi. Meskipun masjid Nabawi sangat besar, tidak
mustahil kalian tidak kebagian tempat karena banyak sekali yang ingin salat
disana. Wajar jika mengingat tawaran pahala yang diberikan, seribu pahala
setiap kali salat. Untuk bisa dapat tempat di dalam masjid, kalian harus
bersiap-siap dan minimal sudah berada di dalam masjid 1 jam sebelum iqamah. Paling
mentok adalah kalian harus sudah bergegas 30 menit sebelum adzan.
Jika
kalian berangkat lebih dahulu ke Masjid Insya allah kalian akan dapat tempat duduk
nyaman, bisa duduk di atas karpet tebal dan hangat (Fyi saja,
keramik di masjid Madinah sangat dingin, jadi kalau kalian mudah kedinginan
akan lebih baik jika membawa sajadah panjang yang bisa sampai kaki).
Di Madinah – setiap waktu solat, shaf dirapikan dan dipadatkan, sehingga jika ada jamaah yang mengganggu jalan atau tidak rapi akan ditegur oleh petugas. Ada petugas khusus yang merapikan shaf. Untuk jamaah laki-laki dan perempuan terpisah oleh pembatas tinggi yang tidak memungkinkan kita melihat jamaah laki-laki. Selain itu, pintu masuk Wanita dan laki-laki dibedakan ya gais.
Itu belum klimaksnya! Saking banyaknya jamaah dari semua negara, semua ingin dapat tempat di dalam masjid untuk berjamaah (khususnya di waktu salat wajib di area dalam memang sangat padat) – jadi tempat sekecil apapun akan digunakan. Banyak jamaah yang memaksa duduk di tempat yang sempit atau merebut tempat yang kita gunakan. Jadi jika hendak pergi sejenak untuk mengambil air zam-zam atau ke toilet kalian bisa titip sebentar kepada orang yang berada di sebelah.
Oiya, untuk toilet dan tempat wudhu, kalian bisa menemukannya di area luar masjid. Keluar sebentar dari pintu utama masjid, ada beberapa bangunan besar yang dilengkapi dengan penjelasan di bagian luar. Jadi pastikan itu memang toilet atau tempat wudhu perempuan ya! Di depan pintu yang biasa saya lewati, pintu 16 dan 17, tidak jauh dari situ terdapat tulisan womans toilet dan di sebelahnya sekaligus tempat air biasa dan tempat wudhu. Jika kalian berhadast kecil atau ingin minum kalian bisa mengambilnya disana.
Hal yang paling berkesan bagi saya di
Madinah adalah, saya boleh menyebutnya seperti healing pikiran dan
hati. Charging on. Rohani saya sedang diisi baterai, disetel ulang.
Sebelum sampai di Madinah, begitu
banyak keinginan dan doa yang ingin saya minta. Saya berfikir ini itu sampai
saya tuliskan dalam beberapa lembar kertas yang sepertinya kalau dibaca akan
menghabiskan banyak waktu. Sesampainya disana, setelah duduk di masjid dan
iktikaf, semua doa yang rencananya akan saya minta berulang-ulang itu hilang –
duduk saja sudah terlalu menenangkan. Pikiran saya kosong tapi tenang.
Rasanya seluruh doa saya sudah
diaminkan sebelum saya minta. Seluruh harapan, keinginan, dan keresahan saya
dijawab tanpa bicara. Hati saya sudah tenang tanpa berbuat apa-apa. Seperti –
tidak nyata bisa duduk disana.
Yang membuat saya lebih takjub adalah, setelah
selesai jamaah – banyak sekali tumpah ruah manusia yang wajahnya cerah dan bahagia
yang membuat saya sadar bahwa, oh – banyak banget manusia yang berkesempatan datang
kesini. Beruntungnya saya bisa bergabung dengan sebagian tersebut. Beruntungnya
saya bisa menikmati fasilitas shalat di masjid Nabawi. Beruntungnya saya masih
bisa menikmati suara merdu imam, kemegahan dan ketenangan yang diberikan masjid
Nabawi, pemandangan indah dari ketenangan luar biasa yang saya dapatkan. Lebih dari
itu, Wanita Saudi cantiknya bikin ngiri! Hhe.
Mungkin nanti semua hal yang saya tulis
ini yang bakalan bikin rindu dan jadi motivasi balik kesini. Tapi di luar itu
semua, semoga pengalaman ini membantu saya pribadi supaya jadi orang yang lebih
baik dan istiqamah beribadah. Yang paling utama dan semoga dikabulkan Allah,
semoga ibadah saya diterima dan bisa dipanggil lagi kesana. Aamiin. Baca juga artikel ini Amalan mudah umroh & Haji
Tidak ada komentar
Terima kasih telah berkunjung.
Latifa Mustafida