Salah satu senior yang saya hormati pernah berkata begini suatu waktu ketika saya menyampaikan unek-unek.
“Kalau punya sesuatu yang
diharapkan, jangan cuman pingin-pingin aja, bilang sama Allah itu kebutuhan. Kalau
pikiran kamu bilang itu kebutuhan, kamu bakal mencapai itu dengan lebih
sungguh-sungguh, dan kalo Allah tau kamu butuh pasti bakal dikabulin. Jadi jangan
cuman pingin-pingin dan nggak tau kapan bakal kejadian”.
Saat itu juga saya sadar, oh
betul juga ya, kalau dalam hati & pikiran
terus menerus bilang itu hanya keinginan – saya nggak akan mencapai itu dengan
lebih bertekad, lebih sungguh-sungguh dan nggak akan menjadikan itu suatu prioritas.
Nggak begitu pingin kok,
jadi ya nanti saja deh. Mungkin begitu kira-kira.
Kekuatan
pilihan kata memang sangat mempengaruhi isi kepala & tujuan kita.
Kebutuhan, menurut KBBI “sesuatu yang
dibutuhkan / yang diperlukan”, sedangkan keinginan adalah “perasaan
ingin memiliki sesuatu, tanpa memikirkan sisi mendesak atau butuh, butuh atau
tidak, baik segera maupun yang akan datang”.
Dari
arti katanya, keinginan tidak memiliki kekuatan yang mengarahkan kita bertindak
segera atau berfikir fokus. Keinginan tidak didasarkan pada 1 waktu yang
mendesak, sementara kebutuhan sifatnya terbatas sehingga kita akan lebih
memprioritaskannya.
Menurut teori The law of attraction atau
LOA (Rhonda Byrne), pikiran kita bekerja seperti ini, “Tarik menarik”.
Apa yang kita pikirkan akan
menarik hal-hal serupa, sehingga energi positif maupun negative dalam pikiran
akan terwujud dalam kehidupan. Hal ini terjadi karena di alam semesta
sebenarnya terdapat frekuensi yang saling terhubung. Pikiran kita adalah magnet
yang memberikan energi pada tindakan & takdir yang kita wujudkan.
Nah,
salah 1 cara menerapkan teori ini adalah visualisasi – afirmasi. Dengan mem-visualisasikan
kebutuhan yang kita harapkan kemudian memberi afirmasi pada diri sendiri, insya
allah hal tsb akan mewujud menjadi tindakan kita. Visualisasi membantu kita menetapkan
tujuan.
Jika saat ini kita
menginginkan sesuatu, secara otomatis pikiran kita akan mengarahkan hal-hal dan
langkah nyata untuk mencapainya, alih-alih hanya berpikir itu hanya keinginan –
hal yang anda harapkan akan lebih mudah terwujud
jadi kenyataan. Anggaplah kita sedang mengharapkan dapat membeli asset di suatu
tempat, karena menganggap itu suatu kebutuhan – pikiran kita meyakinkan sederet
langkah seperti, mengecek potensi asset, kerja lebih rajin, mengurangi
pengeluaran tidak perlu, menabung di awal, dst. Secara tidak terasa, karena
pikiran kita menuntun terus pada tujuan, hal yang kita harapkan tercapai lebih
awal dibanding hanya berkata “nanti semoga akan begini”.
Sejalan dengan prinsip ini,
lagipula Allah sudah berpesan begini,
"Dan sesungguhnya manusia
tidak memperoleh selain apa yang diusahakannya” (QS An-Najm 53 : 39)
Mari menarik hal-hal baik
dalam hidup.
Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar
Terima kasih telah berkunjung.
Latifa Mustafida