UNTUK PERTAMA KALI

Untuk pertama kalinya, kamu mungkin merasa gagal – rencana kamu tidak seperti yang kamu bayangkan, lantas kamu bersedih, menyalahkan diri sendiri, merasa terbebani oleh hasil, kepala ingin meledak karena terlalu banyak berfikir, sebelum akhirnya kamu menyadari bahwa esok masih ada kesempatan untuk mencoba lagi, mengambil pelajaran dan memperbaikinya.



Untuk pertama kalinya, kamu mungkin merasa kecewa - marah pada sesuatu, berbuat hal bodoh, melakukan hal yang tidak biasa atau tidak pernah kamu lakukan, menyalahkan semua orang, kesulitan mengendalikan emosi, lantas menyadari bahwa kamu juga mungkin akan mengecewakan orang lain. kamu memahami bahwa kamu juga manusia, bisa melakukan hal yang sama atau menyakiti orang lain. jadi kamu mengikhlaskan dan belajar darinya

Untuk pertama kalinya, kamu mungkin merasa sangat sedih, menangis tersedu – hampir menyerah, menyalahkan keadaan, ingin sekali lari – bersembunyi selama mungkin, tapi kamu cepat bangkit darinya. Fase yang pernah kamu alami itu sekarang sudah terlewati.

Untuk pertama kalinya kamu mungkin merasa hilang arah, tersesat, terlempar dari realitas, kehilangan sandaran, tapi setelah ling-lung  sebentar - kamu mulai tau bagaimana cara mengendalikan arus, melawan balik, atau menerimanya. Hidup yang kamu perjuangkan, kadang memang tidak semudah yang dibayangkan

Untuk pertama kalinya, kamu mungkin pernah merasa kehilangan, merasa jatuh, merasa benci, merasa tidak mampu, merasa cemburu, merasa jatuh cinta, merasa sangat bahagia, merasa kesulitan, terpojok, tidak punya jalan keluar, merasa dunia runtuh, merasa malu, merasa marah, merasa sangat nelangsa, merasa-kan banyak hal – tapi tidak apa, selalu ada yang pertama kali bagi seseorang. Selalu ada yang pertama untuk saya, untuk kalian.

Lantas, kamu akan mengalami hal yang kedua, ketiga, ke-empat, atau keberapa kalipun dan tetap tidak akan terbiasa atau mulai terbiasa dan menemukan cara mengatasinya. 

Mari belajar saja, yang pertama mungkin menyenangkan, tapi bisa jadi menyedihkan atau memalukan.  Pengalaman pertama semua orang pasti berbeda dan tidak mengapa, hal yang pertama akan selalu jadi cerita.

Mari memulai langkah pertama. 

Best Regards, Latifa Mustafida

Tidak ada komentar

Terima kasih telah berkunjung.

Latifa Mustafida