REVIEW MAKKAH MADINAH : PERTOLONGAN ALLAH DEKAT

Makkah Madinah punya cerita khusus bagi setiap orang. Setiap yang pergi untuk beribadah kesana memiliki keistimewaan sekaligus ujiannya masing-masing. Bisa jadi diberi sakit, mudah, sulit, susah, enteng atau berat, semua memiliki takaran dan kesan yang berbeda. Semuanya membawa kepada perjalanan batin yang lebih baik.

Alhamdulillahnya, perjalanan ini, membuat saya lebih bersyukur dan yakin kalau pertolongan Allah selalu dekat. Sama seperti kondisi pertama, dalam perjalanan menuju Saudi, saya yang (mungkin kelelahan) ditambah suhu panas disana mendadak batuk. Meskipun sudah mempersiapkan diri dengan banyak obat, vitamin, bahkan suntik 2 macam jenis anti flu - tidak semata-mata membuat saya terhindarkan dari batuk. Entah karena doa saya kurang spesifik atau ujian Allah saja untuk membuat saya lebih berupaya.

Dengan kondisi semacam itu, untuk kedua kalinya, saya sedih sekaligus (sedikit) trauma, saya nggak mau dong menyesali waktu disana dengan hanya shalat di dalam kamar dan berdiam diri merasa terdzolimi. Akhirnya saya putuskan untuk tidak mengikuti city tour dan beristirahat sejenak. Mungkin hanya butuh tidur sejenak, pikir saya.

Baiknya Allah, hanya dengan beristirahat selama beberapa jam, saya dimudahkan untuk beribadah dan berhari-hari kemudian batuk saya berangsur hilang (yang di Indonesia pun itu tidak mudah terjadi dengan kegiatan super padat).

Kasih sayang Allah ditunjukkan disini. Tiap kali ke masjid, begitu banyak orang-orang baik yang Allah kirimkan yang membantu saya. Seorang yang tidak dikenal tiba-tiba mengambilkan air zam-zam untuk saya (dan tidak hanya sekali, mbak-mbak cantik bercadar juga beberapa kali mengambilkan air untuk saya dari jauh karena mendengar saya batuk).




Seorang ibu-ibu arab berhidung mancung tiba-tiba memberi saya permen pelega tenggorokan setelah dari jauh mendengar saya batuk terus menerus. Di lain hari, di sebelah saya seorang ibu-ibu india memberikan saran kepada saya untuk menggunakan garam dan ternyata disitulah obatnya. Di lain waktu lagi, nenek-nenek yang tidak saya kenali, menerima saya bergabung untuk ke masjid bersama karena saya sendirian dan bahkan memijat punggung saya. Itu juga terjadi di dalam rombongan, beberapa orang menawarkan obatnya untuk saya, ikut merasa sedih karena saya sakit, dan bahkan membantu memijat saya dengan minyak yang mereka bawa. Bayangkan betapa terharunya saya.

Saya merasa, betapa baiknya Allah pada saya. Betapa banyak kebaikan ditunjukkan kepada saya. Saya merasa takjub sekaligus berusaha mensyukurinya.

Yang saya tau persis adalah, bahwa tanpa berusaha obat itu tidak akan saya temukan. Jika saja saya hanya berdiam diri di kamar, tidur, dan menyalahkan keadaan – saya  tidak akan menerima kebaikan air zam-zam, permen, obat dan pijatan kasih sayang dari orang-orang.

Obat yang saya temukan itu datang karena saya keluar dari kekhawatiran dan bertemu dengan orang-orang. Bisa jadi obat itu datang setelah upaya saya dengan meminum obat-obatan, bisa jadi obat itu datang karena kebaikan Allah atas dzikir saya memohon kemudahan, atau bisa jadi obat itu akibat doa orang lain yang mengasihani saya atau doa keluarga saya dari jauh.

Ternyata, kebaikan dan doa juga sama meminta kesiapan dari kita. Kesiapan hati menerima kebaikan, menerima saran, menerima bahwa kita juga membutuhkan bantuan, entah dari Allah atau lewat manusia lain dititipkan. Saat itu juga saya merasa bahwa – Allah selalu memberikan apa yang kita butuhkan kok. Apa yang terbaik bagi kita, bahkan tanpa diminta. Itu tadi buktinya.

Mungkin kisah orang lain akan berbeda, yang bermuara pada kesimpulan yang sama bahwa, kita tidak boleh berputus asa dari kasih sayang Allah. Saya tidak lagi trauma pada batuk dan hawa panas di Saudi. Saya tidak khawatir lagi Allah memberikan saya sakit karena membenci saya, saya justru bersyukur. Di akhir hari, saya merasa makin bersemangat karena badan terasa lebih sehat dan kaki makin enteng diajak beribadah.

Berulang kali saya ceritakan ini pada ibu saya, atau pada orang terdekat saya bahwa - rencana sebesar apapun yang saya punya, akan jauh dengan rencana Allah. Bisa kalian bayangkan betapa prepare-nya saya untuk menghindari sakit, tapi rencana Allah berbeda. Saya ikut saja. saya akan berusaha menerimanya dengan usaha terbaik saya.

Saya cuman pingin bilang ini – setiap kali kita bersyukur, Allah akan menganugerahkan makin banyak kebaikan bagi kita. Jadi jangan lupakan setiap kebaikan yang diberikan atau ditunjukkan pada kita. Entah dengan bekerja lebih giat, lebih banyak memberi, mengurus orang sekitar, berbakti kepada orang tua, memperbanyak ibadah, atau sekedar memberikan muka manis kepada orang lain.

Pertolongan Allah selalu dekat. Kamu hanya harus meyakininya dan memberikan Upaya terbaik. Semoga Allah akan terus menerus menunjukkan kebaikannya pada kita. 

Best Regards, Latifa Mustafida

Tidak ada komentar

Terima kasih telah berkunjung.

Latifa Mustafida